26 October 2013

Infeksi Jamur

Infeksi jamur umumnya menyerang kulit dan bersifat ringan. Infeksi ini biasanya menyerang lapisan terluar kulit, kuku, dan rambut, jenis jamur penyebab infeksi antara lain dermatofita (misalnya tinea), ragi/yeast (misalnya kandida), dan mold. Gejala dan kelainan yang timbul tergantung dari jenis organisme penyebab dan lokasi infeksi. Beberapa diantaranya berupa kulit kemerahan, bersisik dan gatal. Ada pula yang tampak sebagai kulit kering. Infeksi juga dapat menyerang lapisan kulit bagian dalam atau bahkan seluruh tubuh, terutama pada individu yang mengalami gangguan sistem imun.
Jenis

Sinonim

Gejala Klinis
Tinea pedis
Kutu air
·    Umumnya kelainan terjadi pada sela-sela jari kaki dan telapak kaki.
·    Kulit lunak berwarna keputihan, disertai dengan rekahan-rekahan (fisura)
·    Biasanya disertai rasa gatal, berbau, panas terbakar, atau nyeri seperti tersengat.
Onikomikosis/Tine unguium
Ringworm of the nails
·    Kuku mengalami kelainan bentuk, suram, menebal, dan rapuh.
Tinea kruris
Jockey itch atau ringworm of the groin
·    Kulit selangkangan dan sekitarnya berwarna kemerahan dan gatal.
Tinea korporis
Tine glabrosa
·    Mengenai berbagai tubuh yang tak berambut.
·    Lesi bulat/lonjong kemerahan dengan tepi tegas, dan bagian tengah lesi lebih tenang.
Tinea kapitis
Ringworm of the scalp
·    Kebotakan (alopesia), inflamasi pada kulit dan rambut kepala yang terkena.
Pitiriasis versikolor
Panu
·    Bercak-bercak putih bersisik pada kulit.
·    Umumnya menyerang bagian wajah, leher, bahu, lengan, dan badan.
·    Adakalanya timbul rasa gatal ketika berkeringat.
Kandidiasis
Thrush
·    Lesi (pseudomembran) berwarna putih kelabu yang bila terlepas dari dasarnya akan meninggalkan bekas berwarna kemerahan.
·    Umumnya lesi tampak di daerah lipatan payudara, ketiak, genital, dan rongga mulut.
·    Pada kandidiasis vagina: keluar cairan kental putih kekuningan dari vagina.

Anjuran Untuk Penderita.
  • Jaga kebersihan diri
  • Biasakan untuk mandi sekurang-kurangnya sekali sehari. Cuci kaki dua kali sehari dan keringkan dengan cara menekan-nekan (jangan digosok) dengan handuk.
  • Keringkan kulit secara menyeluruh sesudah mandi.
  • Biasakan agar masing-masing individu menyimpan dan menggunakan handuknya sendiri agar tidak tercampur jamur atau kuman penyakit.
  • Gunakan kaus kaki dan pakaian dalam dari bahan katun dan gantilah secara rutin sekurang-kurangnya sehari sekali.
  • Gunakan bedak anti jamur pada sepatu atau kaus kaki untuk mencegah proliferasi spora jamur.
  • Produk anti jamur umumnya perlu diberikan hingga dua minggu sesudah kulit bebas infeksi.
  • Untuk pengidap diabetes, jaga agar kadar gula dalam darah dalam batas normal.
Tips.
  • Beritahu penderita mengenai obat-obat apa saja yang di gunakan dan cara penggunaannya, termasuk nama obat, dosis, frekuensi penggunaan dll.
  • jika infeksi jamur tidak membaik atau bahkan mengalami kekambuhan, anjurkan untuk berobat ke dokter.
  • Beri tahu agar berdiskusi dengan dokter/spesialis mengenai cara pencegahan dan penanganan infeksi jamur. 
Pilihan Terapi.
Antifugal Oral dan Topikal

22 October 2013

Apa Itu Anemia dan Bagaimana Cara Mengatasinya

Anemia adalah kelainan darah yang paling banyak dijumpai, dimana kadar hemoglobin dalam darah mengalami penurunan sampai dibawah kisaran normal menurut usia dan jenis kelamin. Selain penurunan hemoglobin, pada anemia juga terjadi penurunan jumlah sel darah merah (eritrosit). Hemoglobin adalah komponen sel darah merah yang bertugas membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh. Jenis anemia yang terbanyak yaitu anemia defisiensi besi. Zat besi merupakan komponen esensial dari hemoglobin dan kekurangan asupan zat besi dalam makanan mengakibatkan rendahnya kadar hemoglobin dalam darah.Defisiensi zat besi biasanya terjadi pada wanita usia subur, tetapi dapat juga pada bayi, anak-anak dan remaja dalam masa pertumbuhan. Anemia pernisiosa adalah salah satu jenis anemia dimana terjadi kekurangan substansi (faktor intrinsik) yang diperlukan tubuh untuk mengabsorbsi dan mengolah vitamin B12. Anemia jenis ini sering kali bersifat herediter (diturunkan) dan biasanya dialami oleh individu lanjut usia. Anemia defisiensi asam folat ditandai dengan berkurangnya jumlah sel-sel darah merah, dan sel-sel darah merah tersebut berukuran besar (abnormal) atau disebut juga anemia megaloblastik. Diet buruk dan kebiasaan mengkonsumsi akolhol merupakan penyebab terbanyak defisiensi asam folat. Selain itu, defisiensi asam folat juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti melabsorpsi dan penggunaan obat-obat tertentu misalnya antibiotik. Gejala anemia defisiensi asam folat antara lain : penurunan berat badan, diare, dan berkurangnya kemampuan untuk melakukan latihan fisik (berolahraga). 

Apakah pasien mengalami keluhan sebagai berikut:
  • Rasa lelah
  • Lemah/lesu
  • Napas memendek
  • Pusing
  • Kulit pucat (warna bibir, kelopak mata, kuku dan telapak tangan)
  • Kecepatan denyut jantung meningkat
Jika "Iya" Apakah pasien memiliki riwayat:
  • Kehilangan darah (karena cedera, pembedahan, menstruasi, inflammatory bowel disease (IBD), gangguan pembekuan darah 
  • Penyakit (misalnya kanker, terutama kanker gastro intestinal, infeksi parasit misalnya cacing. 
  • Efek samping obat misalnya antibiotik atau anti kanker.
  • Diet yang buruk, 
  • Defisiensi zat besi atau vitamin.
Jika "Iya" Pasien mungkin mengalami anemia, lakukan pemeriksaan lebih lanjut dan berikan terapi yang tepat. Biasanya dilakukan pemeriksaan darah lengkap yang dapat menunjukkan adanya penurunan jumlah sel darah merah. Pemeriksaan diagnostik lainnya meliputi pemeriksaan  hapus darah, kadar zat besi dalam darah, elektroforesis hemoglobin, aspirasi dan biopsi sumsum tulang, dan hitung retikulosit.

Interpretasi Gejala Anemia Pada Pasien
  • Apabila seseorang mengalami gejala pucat dan lelah kemungkinan diagnosisnya adalah orang tersebut mengindap Anemia Defisiansi Besi
  • Apabila kemampuan untuk berolahraga menurun, denyut jantung bertambah cepat, luka pada lidah, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan,gangguan daya ingat, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan, rasa kebas pada tangan dan kaki kemungkinan diagnosisnya adalah orang tersebut mengindap Anemia Pernisiosa
  • Menurunnya  berat badan, diare, berkurangnya kemampuan untuk berolahraga kemungkinan diagnosisnya adalah orang tersebut mengindap Anemia defisiensi asam folat
Jenis Anemia
1. Anemia Defisiensi Besi
Merupakan jenis anemia terbanyak, yang disebabkan karena kekurangan zat besi dalam tubuh. Untuk menghasilkan sel-sel darah yang sehat, tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah mencukupi. Wanita yang mengalami haid banyak dan individu dengan gangguan pencernaan, misalnya tukak, polip kolon, atau kanker kolon, beresiko mengalami anemia jenis ini.

2. Anemia Aplastik
Merupakan jenis anemia yang berbahaya, karena dapat mengancam jiwa. Disebabkan karena menurunnya kemampuan sum-sum tulang untuk memproduksi sel-sel darah (eritrosit, leukosit, dan trombosit). Anemia aplastik dianggap sebagai penyakit autoimun. Faktor-faktor yang berperan terhadap timbulnya anemia aplastik antara lain: kemoterapi, terapi radiasi, toksin yang terdapat dilingkungan, kehamilan, dan penyakit lupus.

3. Anemia Hemolitik
Pada anemia jenis ini, sel darah merah lebih cepat rusak sebelum sum-sum tulang memproduksi sel darah merah yang baru. Anemia hemolitik ditandai dengan gejala ikterus dan pembesaran limpa. Beberapa faktor pemicu seperti penyakit darah tertentu (menyebabkan peningkatan destruksi sel darah merah), penyakit autoimun (menyebabkan tubuh menghasilkan antibodi yang dapat menghancurkan sel darah  merah secara prematur), atau obat-obatan (misalnya antibiotik) yang dapat merusak sel-sel darah merah.

4. Anemia Sel Sabit (Sikle cell anemia)
Anemia ini disebabkan karena kelainan hemoglobin  sehingga menyebabkan sel-sel darah merah berbentuk menyerupai bulan sabit, sel-sel sabit ini hancur lebih cepat sehingga mengakibatkan jumlah sel-sel darah merah berkurang. Anemia sel sabit merupakan kelainan yang bersifat herediter (keturunan) dan terutama terjadi pada ras Afrika dan Arab. 

Anjuran Untuk Pasien!!
  • Makan makanan dengan gizi seimbang termasuk makanan yang kaya akan zat besi, misalnya buah-buahan, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, roti tawar berserat kasar, dan sayuran berwarna hikau daun.
  • Terlalu banyak mengkonsumsi zat besi dapat menimbulkan bahaya, asupan zat besi secara berlebihan berhubungan dengan peningkatan resiko sirosis, kardiomiopati, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Oleh karena itu dosis suplemen zat besi yang dikonsumsi harus sesuai dengan anjuran dokter.
  • Yang termasuk makanan yang tinggi asam folat dan vitamin B12 Antara lain ikan, produk susu, daging, kacang polong, sayuran berwarna hijau tua, dan serealia.
  • Konsumsi alkohol sebaiknya dibatasi dan suplemen asam folat sebaiknya diberikan selama kehamilan untuk mencegah infestasi cacing.
  • Hindari paparan berlebihan terhadap bahan bakar (bensin), insektisida, zat kimia, dan zat-zat toksik lainnya, karena dapat menyebabkan anemia.
 Tips!!
  1. Beritahu pasien mengenai cara penggunaan obat secara tepat, misalnya dosis obat, frekuensi penggunaan, khasiat obat dll.
  2. Pada kasus dimana anemia tidak membaik sesudah diterapi, anjurkan pasien untuk kembali ke dokter.
  3. Diskusikan dengan pasien mengenai cara pencegahan dan penanganan anemia. 
Pilihan Terapi!!
  • Anti Anemia / Vitamin Masa hamil dan Nifas


19 October 2013

Dasar-Dasar Umum Farmakologi

A. Perkembangan Sejarah Obat

Yang dimaksud dengan obat adalah semua zat kimiawi, hewani maupun nabati, yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan, atau mencegah penyakit berikut gejala-gejalanya. Kebanyakan obat yang digunakan dimasa lampau adalah obat yang berasal dari tanaman. Dengan cara mencoba-coba, secara empiris orang purba mendapatkan pengalaman dengan berbagai macam daun atau akar tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit. Pengetahuan ini secara turun temurun disimpan dan dikembangkan, sehingga muncul ilmu pengobatan rakyat, sebgaimana pengobatan tradisional jamu di Indonesia. Obat yang pertama digunakan adalah obat yang berasal dari tanaman yang dikenal dengan sebutan obat tradisional (jamu). Obat-obat nabati ini digunakan sebagai rebusan atau ekstrak dengan aktivitas yang seringkali berbeda-beda tergantung dari asal tanaman dan cara pembuatannya. Hal ini dianggap kurang memuaskan, maka lambat laun para ahli kimia mulai mencoba mengisolasi zat-zat aktif yang terkandung dalam tanaman-tanaman sehingga menghasilkan serangkaian zat-zat kimia sebagai obat, misalnya efedrin dari tanaman Ephedra vulgaris, Atropin dari  Atropa belladona, Morfin dari Papever somniferium, Digoksin dari Digitalis lanata,  Reserpin dari Rauwolfia serpentina, Vinblastin dan Vinkristin adalah obat kanker dari Vinca Rosea.
Pada pemulaan abad XX mulailah dibuat obat-obatan sintetis, misalnya asetosal, disusul kemudian dengan sejumlah zat-zat lainnya. Pendobrakan sejati baru tercapai dengan penemuan dan penggunaan obat-obat kemoterapeutik sulfanilamid (1935) dan penisilin (1940). Sejak tahun 1945, ilmu kimia, fisika, dan kedokteran berkembang dengan pesat dan hal ini menguntungkan sekali bagi penyelidik yang sistematis dari obat-obat baru. Penemuan-penemuan baru menghasilkan lebih dari 500 macam obat setiap tahunnya, sehingga obat-obatan kuno semakin terdesak oleh obat-obat baru. Kebanyakan obat-obat yang kini digunakan ditemukan sekitar 20 tahun yang lalu, sedangkan obat-obat kuniditinggalkan dan diganti dengan obat-obat modern tersebut.

B. Definisi dan Pengertian
Farmakologi atau ilmu khasiat obat adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun fisiknya, kegiatan fisiologi, resorpsi, dan nasibnya dalam organisme hidup. Dan untuk menyelidiki semua interaksi antara obat dan tubuh manusia khususnya, serta penggunaannya pada pengobatan penyakit disebut farmakologi klinis. Ilmu khasiat obat ini mencakup beberapa bagian yaitu:
  1. Farmakognosi, mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari tanaman-tanaman dan zat-zat aktifnya, begitu pula yang berasal dari mineral dan hewan. Pada zaman obat sintesis seperti sekarang ini, peranan ilmu farmakognosi sudah sangat berkurang, namun pada dasawarsa terahir peranannya sebagai suber untuk obat-obatan  baru berdasarkan penggunaannya secara empiris telah menjadi semakin penting. Banyak phytoterapeutika baru telah mulai digunakan lagi (Yunani: phyto = tanaman), misalnya tingtura echinaceae (penguat daya tangkis), ekstrak Ginkoa biloba (penguat memori), bawang putih (anti kolesterol), tingtur hyperici (antidepresi) dan ekstrak feverfew (Chrysantemum phartenium) sebagai obat pencegah migrain.
  2. Biofarmasi, meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya. Dengan kata lain dalam bentuk sediaan apa obat harus dibuat agar menghasilkan efek yang optimal. Ketersediaan hayati obat dalam tubuh untuk diresorpsi dan untuk melakukan efeknya juga dipelajari (farmaceutical dan biological availability). Begitu pula kesetaraan terapeutis dari sediaan yang mengandung zat aktif sama (therapeutic aquivalance). Ilmu bagian ini mulai berkembang pada akhir tahun 1950an dan erat hubungannya dengan farmakokinetika.
  3. Farmakokinetika, meneliti perjalanan obat mulai dari saat pemberiannya, bagaimana absorpsi dari usus, transpor dalam darah dan distribusinya ke tempat kerjanya dan jaringan lain. Begitu pula bagaimana perombakannya (Biotransformasi) dan akhirnya ekskresinya oleh ginjal. Singkatnya farmakokinetika mempelajari segala sesuatu tindakan yang dilakukan oleh tubuh terhadap obat.
  4. Farmakodinamika, mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup terutama cara dan mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi, serta efek terapi yang ditimbulkannya. Singkatnya farmakodinamika mencakup semua efek yang dilakukan oleh obat terhadap tubuh. 
  5. Toksikologi Adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh dan sebetulnya termasuk  pula dalam kelompok farmakodinamika, karena efek terapi obat berhubungan dengan efek toksisnya. Pada hakikatnya setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun dan merusak organisme.
  6. Farmakoterapi mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit atau gejalannya. Penggunaan ini berdasarkan atas pengetahuan tentang hubungan  antara khasiat obat dan sifat fisiologi atau mikrobiologinya di satu pihak dan penyakit di pihak lain. Adakalanya berdasarkan pula atas pengalaman yang lama (dasar empiris). Phytoterapi menggunakan zat-zat dari tanaman untuk mengobati penyakit. 
Obat-obat yang digunakan pada terapi dapat dibagi dalam tiga golongan besar sebagai berikut:
  1. Obat Farmakodinamis, yang bekerja terhadap tuan rumah dengan jalan mempercepat atau memperlambat proses fisiologi atau fungsi biokimia dalam tubuh, misalnya hormon, diuretika, hipnotika, dan obat otonom.
  2. Obat kemoterapeutis, dapat membunuh parasit dan kuman di dalam tubuh tuan rumah. Hendaknya obat ini memiliki kegiatan fermakodinamika yang sekecil-kecilnya terhadap organisme tuan rumah berkhasiat membunuh sebesar-besarnya terhadap sebanyak mungkin parasit (cacing, protozoa) dan mikroorganisme (bakteri dan virus). Obat-obat neoplasma (onkolitika, sitostatika, obat-obat kanker) juga dianggap termasuk golongan ini.
  3. Obat diagnostik, merupakan obat pembantu untuk melakukan diagnosis (pengenalan penyakit), misalnya untuk mengenal penyakit pada saluran lambung-usus digunakan barium sulfat dan untuk saluran empedu digunakan natrium propanoat dan asam iod organik lainnya.
C. Farmakope dan Nama Obat
Fermakope adalah buku resmi yang ditetapkan hukum dan memuat standarisasi obat-obat penting serta persyaratannya akan identitas, kadar kemurnian, dan sebagainya, begitu pula metode analisa dan resep sediaan farmasi.Kebanyakan negara memiliki farmakope nasionalnya dan obat-obat resmi yang dimuatnya merupakan obat dengan nilai terapi yang telah dibuktikan oleh pengalaman lama atau riset baru. Buku ini diharuskan tersedia pada setiap apotek. Pada tahun 1962 telah dikeluarkan buku yang mengandung bahan-bahan galenika dan resep jilid I lalu disusul pada tahun 1965 dikeluarkan jilid ke- II. Farmakope Indonesia jilid I dan II telah direvisi menjadi Fermakope Indonesia edisi II yang mulai berlaku sejak 12 November 1972.  pada tahun 1979 terbit Fermakope Indonesia edisi III kemudian Fermakope Indonesia edisi IV terbit tahun 1996.
Sebagai pelengkap Farmakope Indonesia, telah diterbitkan pula sebuah buku persyaratan mutu obat resmi yang mencakup zat, bahan obat, dan sediaan farmasi yang banyak digunakan di Indonesia, akan tetapi tidak dimuat dalam Farmakope Indonesia. Buku ini diberi nama Ekstra Farmakope Indonesia 1974 dan telah diberlakukan sejak 1 Agustus 1974 sebagai buku persyaratan mutu obat resmi di samping Farmakope Indonesia. Disamping kedua buku persyaratan mutu obat resmi ini, pada tahun 1996 telah diterbitkan pula sebuah buku dengan nama Formularium Indonesia, yang memuat komposisi dari beberapa ratus sediaan farmasi yang lazim diminta di apotek. Buku ini sudah direvisi pula dan edisi kedua dari buku ini telah diberlakukan per 12 November 1978 dengan nama Formularium Nasional.
Obat paten atau spesialite adalah obat milik suatu perusahaan dengan nama khas yang dilindungi hukum, yaitu merk terdaftar atau proprietary name. Banyaknya obat paten yang beraneka ragam nama yang setiap tahun dikeluarkan oleh industri farmasi dan kekacauan yang diakibatkannya telah mendorong WHO untuk menyusun daftar obat dengan nama-nama resmi. Official atau generic name (nama generik) ini dapat digunakan disemua negara tanpa melanggar hak paten obat bersangkutan. Hampir semua farmakope sudah menyesuaikan  nama obatnya dengan nama generik ini, karena nama kimia yang semula digunakan sering kali terlalu panjang dan tidak praktis. Dalam buku ini dugunakan pula nama generik , untuk jelasnya dibawah ini diberikan beberapa contoh.

Nama Kimia
Nama Generik
Nama Paten
Asam asetilsalisilat
Asetosal
Aspirin (Bayer), Nasopro (Nicholas)
Aminobenzil penisilin
Ampisilin
Penbritin (Beecham), Ampifen (Organon)

Apa Itu Herpes Ganitalis

Herpes Ganitalis adalah suatu infeksi pada kulit atau selaput mukosa dari alat kelamin, anus, atau rektum yang bersifat sangat menular. Infeksi ini ditularkan melalui hubungan seksual (baik oral-genital, genital-genital, atau genital-oral) sehingga digolongkan sebagai penyakit menular seksual. Herpes Genitalis  disebabkan oleh dua jenis virus herpes simpleks (Herpes Simplex Virus/HSV), Yaitu HSV-1 dan HSV-2, yang dapat menyerang pria ataupun wanita. Namun demikian, penyakit ini biasanya lebih berat dan lebih banyak dijumpai pada wanita. Kebanyakan penyakit ini disebabkan oleh HSV-2 dan hanya 10-30% yang disebabkan HSV-1. Biasanya herpes simpleks sangat menular bilamana didapati leksi aktif berupa vesikel-vesikel atau ulserasi diatas kulit yang kemerahan (eritematosa). Potensi penularan ini akan terus berlangsung hingga 2 minggu sesudah hilangnya lesi.
Virus herpes simpleks masih dapat menular, sekalipun individu yang bersangkutan tidak mengalami gejala-gejala apapun. Karena itu, individu yang memiliki riwayat terinfeksi virus tersebut (carrier) masih dapat menularkan penyakitnya kepada pasangan seksualnya. Penularan ini disebut sebagai penularan asimtomatik. Sekali terinfeksi, individu tersebut dapat mengalami kekambuhan di lain waktu karena virus herpes simpleks menjadikan tubuh manusia sebagai kediaman permanen. Virus ini akan tinggal di dalam sel-sel saraf dalam keadaan non-aktif dalam waktu cukup lama, sampai ahirnya menjadi aktif kembali jika dipicu oleh vaktor-vaktor tertentu. Serangan subsekuens biasanya lebih ringan  dan berlangsung lebih singkat, dan dapat berulang kembali beberapa bulan kemudian. Ibu hamil yang mengindap herpes genital  juga dapat berpotensi menularkan virusnya kepada bayi yang akan dilahirkan jika proses persalinan berlangsung pervaginam. Jika hal ini terjadi maka akan mengakibatkan gangguan neurologik, kerusakan otak, kebutaan, bahkan kematian pada bayi. 

Orang atau pasien yang terkena Herpes Genitalis akan mengalami gejala-gejala sebagai berikut:
  • Nyeri atau gatal disekitar kelamin, bokong, atau paha bagian dalam.
  • Lesi pada alat kelamin berupa sekelompok vesikel pada kulit yang memerah, sangat nyeri, dan gatal.
  • Nyeri yang hebat pada saat berkemih.
  • Bagian selangkangan mengalami perlunakan.
  • Keluar cairan encer dari vagine atau uretra.
Dan apakah pasien memiliki salah satu atau lebih faktor-faktor dibawah ini?
  • Kehidupan seksual yang aktif.
  • Sebelumnya pernah berhubungan seksual dengan individu yang terinfeksi herpes genitalis.
  • Memiliki pasangan seksual lebih dari satu.
  • Melakukan hubungan seksual tanpa pelindung.
  • Melakukan hubungan seksual oral-genital dengan individu yang mengidap herpes lebialis tipe-1.
Jika "Iya" Apakah juga disertai dengan gejala yang menyerupai flu (misalnya demam, nyeri otot, sakit kepala, kekakuan otot leher) tanpa parestesis? Jika "Iya". Pasien atau orang itu mungkin mengalami infeksi primer herpes genitalis. 

Anjuran bagi orang atau pasien yang terkena herpes genitalis:
  1. Hindari berhubungan seks dengan berganti-ganti pasangan.
  2. Gunakan selalu kondom yang terbuat dari bahan lateks pada saat melakukan hubungan seksual.
  3. Jika orang atau pasien sedang mengalami infeksi aktif, anjurkan pasien untuk tidak melakukan hubungan /kontak seksual dan menjaga agar lesi tetap kering dan bersih. Cuci tangan sebersih mungkin sestiap kali sesudah bersentuhan  dengan lesi. Hubungan seksual sebaiknya dilakukan bilamana lesi sudah sembuh sama sekali karena penyakit ini dapat menular, bahkan sejak masa prodromal (sebelum timbulnya lesi).
  4. Beritahu orang atau pasien bahwa sekalipun mereka sudah bebas gejala, tetapi mereka masih dapat menularkan virusnya pada orang lain.
  5. Hindari faktor-faktor pencetus, seperti sinar UV, sinar matahari, asap rokok, dan lain-lain untuk mencegah timbulnya kekambuhan . 
  6. Perlu dilakukan pengawasan ketat terhadap adanya tanda-tanda infeksi aktif pada ibu hamil, terutama menjelang persalinan.
  7. Bagi ibu hamil yang meiliki lesi aktif pada saat persalinan, dianjurkan untuk melahirkan dengan seksio caesar guna menghindari terjadinya penularan infeksi virus herpes pada bayi yang akan dilahirkan.
  8. Minum banyak air, khususnya selama mendapat terapi acyclovir untuk mencegah terjadinya dehidrasi yang dapat mengakibatkan presipitasi obat ini pada tubulus ginjal.
  9. Pemeriksaan Pap Smear secara berkala dianjurkan untuk mendeterksi tanda-tanda awal infeksi herpes genitalis. 
Tips.
Beritahu orang atau pasien cara penggunaan obat-obatan secara tepat, antara lain dosis obat, frekuensi pemberian , khasiat obat, dll.
Jika gejala bertambah parah walaupun sudah diobati, anjurkan pasien untuk berobat ke dokter spesialis.
Diskusikan dengan pasien mengenai cara-cara pencegahan dan penanganan herpes genitalis.

Pilihan Terapi.
Analgetik Oral
Gejala nyeri dapat diatasi dengan obat pereda nyeri (analgetik), misalnya paracetamol dan ibuprofen. 
Antivirus Oral dan Topikal
  • Antivirus, antara lain acyclovir, famciclovir, dan valacylovir, dapat digunakan untuk membantu mempercepat penyembuhan dan mengurangi kemungkinan kambuh.
  • Namun demikian obat-obat ini tidak dapat digunakan untuk menyembuhkan infeksi herpes, melainkan hanya meringankan  gejala yang menyertai, seperti nyeri dan rasa tidak nyaman. 
  • Perhatian khusus perlu diberikan apabila meresepkan obat ini pada ibu hamil atau menyusui.
  • Beberapa preparat tertentu menimbulkan efek samping berupa rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, anoreksia, lelah, edema, ruam kulit, nyeri tungkai, nyeri tenggorokan, atau kurang enak badan.
  • Golongan obat ini umumnya diberikan per-oral. Kecuali untuk scyclovir yang tersedia pula dalam bentuk preparat topikal, dan seringkali diresapkan pada awal timbulnya lesi. 
  • Hindari penggunaan preparat tropikal ini pada selaput mukosa karena dapat menimbulkan rasa nyeri tersengat dan panas terbakar. 

Apa Itu Herpes Simpleks

Herpes yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) adalah sejenis penyakit yang menjangkiti mulut, kulit, dan alat kelamin. Penyakit ini menyebabkan kulit melepuh dan terasa sakit pada otot di sekitar daerah yang terjangkit. Hingga saat ini, penyakit ini masih belum dapat disembuhkan, tetapi dapat diperpendek masa kambuhnya.
Herpes simpleks berkenaan dengan sekelompok virus yang menulari manusia. Serupa dengan herpes zoster , herpes simpleks menyebabkan luka-luka yang sangat sakit pada kulit. Gejala pertama biasanya gatal-gatal dan kesemutan/perasaan geli, diikuti dengan lepuh yang membuka dan menjadi sangat sakit. Infeksi ini dapat dorman (tidak aktif) dalam sel saraf selama beberapa waktu. Namun tiba-tiba infeksi menjadi aktif kembali.    Herpes dapat aktif tanpa gejala.
Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) adalah penyebab umum untuk luka-luka demam (cold sore) di sekeliling mulut. HSV-2 biasanya menyebabkan herpes kelamin. Namun HSV-1 dapat menyebabkan infeksi pada kelamin dan HSV-2 dapat menginfeksikan daerah mulut melalui hubungan seks.
HSV adalah penyakit yang sangat umum. Di AS, kurang lebih 45 juta orang memiliki infeksi HSV – kurang lebih 20% orang di atas usia 12 tahun. Diperkirakan terjadi satu juta infeksi baru setiap tahun. Prevalensi dan kejadian di Indonesia belum diketahui. Angka prevalensi infeksi HSV sudah meningkat secara bermakna selama dasawarsa terakhir. Sekitar 80% orang dengan HIV juga terinfeksi herpes kelamin.
Infeksi HSV-2 lebih umum pada perempuan. Di AS, kurang lebih satu dari empat perempuan dan satu dari lima laki-laki terinfeksi HSV-2. HSV kelamin berpotensi menyebabkan kematian pada bayi yang terinfeksi. Bila seorang perempuan mempunyai herpes kelamin aktif waktu melahirkan, sebaiknya melahirkan dengan bedah sesar.
Jangkitan HSV berulang dapat terjadi bahkan pada orang dengan sistem kekebalan yang sehat. Jangkitan HSV yang lama mungkin berarti sistem kekebalan tubuh sudah lemah. Ini termasuk orang terinfeksi HIV, terutama mereka yang berusia di atas 50 tahun. Untungnya, jarang ada jangkitan lama yang tidak menjadi pulih kecuali pada Odha dengan jumlah CD4 yang sangat rendah. Jangkitan lama ini juga sangat jarang terjadi setelah tersedianya terapi antiretroviral
Anjuran Untuk Pasien!!
  • Virus didapati pada saliva individu yang terinveksi, karena itu hindari penggunaan bersama lipstik, sikat gigi, gelas, dan peralatan makan.
  • Minum minuman atau jus dingin dapat digunakan untuk meredakan rasa nyeri. Demikian juga pengompresan es batu pada lesi.
  • Untuk mengurangi nyeri pada lesi di bibir, dapat digunakan lip balm.
  • Perlindungan terhadap pancaran sinar matahari penting untuk menghindari kekambuhan lesi, gunakan krim tabir surya dengan sun protection factor (SPF) tinggi.
  • Cuci tangan dengan sabun dan air setiap kali sesudah bersentuhan dengan lesi.
  • Jangan menyentuh mata sesudah bersentuhan dengan lesi karena dapat mengakibatkan ulserasi atau infeksi serius pada mata.
  • Hindari hubungan seks dengan lebih dari satu pasangan tetap.
  • Gunakan kondom lateks setiap kali hendak berhubungan seksual.
  • Pada keadaan infeksi aktif, hindari hubungan seks dan juga agar lesi tetap kering dan bersih.
  • Hubungan seks sebaiknya dilakukan hanya setelah lesi benar-benar sembuh.
  • Pap smear perlu dilakukan  secara berkala untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi herpes sejak dini.
  • Lakukan pengwasan ketat terhadap tanda-tanda infeksi aktif pada wanita hamil, terutama menjelang persalinan.
  • Seksio caesar mungkin perlu dilakukan bagi wanita hamil yang memiliki lesi herpes genitalis aktif guna menghindari penularan virus pada bayi yang dilahirkan. 
Tips:
  • Beritahu pasien mengenai obat-obat yang perlu digunakan dan cara penggunaannya.
  • Jika herpes simpleks memburuk walaupun sudah diterapi, anjurkan pasien untuk segera kontrol ke dokter kembali. 
  • Diskusikan dengan pasien mengenai cara-cara pencegahan dan penanganan infeksi herpes simpleks.
Pilihan Terapi
Antivirus Oral dan Topikal
  • Antivirus seperti aciclovir, famciclovir, dan valaciclovir bermanfaat membantu mempercepat penyembuhan lesi dan mengurangi kemungkinan kambuh.
  • Obat-obat ini tidak dapat menyembuhkan infeksi, tetapi hanya menekan gejala-gejala yang berhubungan dengan penyakit, misalnya rasa nyeri.
  • Perhatian khusus perlu diberikan jika meresepkan obat ini pada ibu hamil atau ibu menyusui.
  • Beberapa jenis obat dapat memberikan efek samping berupa mual, muntah, sakit kepala, diare, pusing, anoreksia, lelah, edema, ruam kulit, nyeri tungkai, nyeri tenggorokan, atau kurang enak badan.
  • Beberapa obat juga tersedia dalam bentuk topikal untuk digunakan langsung pada bagian kulit yang terinfeksi.
  • Hindari penggunaan preparat tropikal ini pada membran mukosa karena dapat menimbulkan rasa nyeri tersengat dan panas terbakar. 
Produk Ativirus Oral
  • acivar 
  • aciclovir hexparm
  • clopes
  • danovir
  • herax
  • herclov
  • herpiclof/herpiclof forte
  • kenrovir
  • scanovir
  • veltarek
  • valvir
  • vilaris 200/vilaris400
  • vircella 200/vircella400
  • vircovir
  • virdam
  • vireth
  • virpes
  • virtaz-200
  • virules
  • zoter
  • zovirax
  • zumasid
  • zyclorax
Produk Ativirus Tropikal
  • acivar
  • clinovir
  • danovir
  • herpiclov
  • kenrovir
  • licovir
  • metrovir
  • molavir
  • quavir
  • scanovir
  • vircovir
  • virpers
  • viru-merz
  • virules
  • zovirax
  • zumazid
  • zyclorax

Hilangnya Nafsu Makan Pada Anak dan Cara Mengatasinya

Hilangnya atau berkurangnya nafsu makan (anoreksia) mengakibatkan berkurangnya asupan makanan, pada anak-anak, nafsu makan atau keinginan alami untuk mengkonsumsi makanan dikendalikan oleh kebutuhan energi tubuh mereka. Anak-anak yang aktif cenderung mengkonsumsi jumlah makanan yang lebih banyak, sementara anak yang kurang aktif, mungkin kurang atau bahkan tidak memiliki nafsu makan sama sekali. Anak dalam fase tumbuh kembang cepat akan mengkonsumsi makanan lebih banyak dibandingkan dengan anak dalam fase tumbuh kembang lambat. Diantara kedua fase tumbuh kembang ini, kebutuhan akan makan akan berkurang . Dalam kenyataan akan sulit membedakan antara menurunnya kebutuhan makanan yang normal dengan menurunnya nafsu makan. Selama laju pertumbuhan anak dalam batas normal, asupan makanan yang berkurang tidak perlu dikuatirkan. Hilangnya nafsu makan dapat dikaitkan dengan beberapa faktor seperti emosional (cemas, kesepian, depresi), fisik (cacat kongenintal yang menyebabkan gangguan proses menelan, penyerapan dan pengosongan makanan dalam saluran pencernaan), patologis (akibat suatu penyakit), dan sosio ekonomi (kebiasaan menahan lapar). Namun faktor penyebab tersering adalah penyakit kronik, infeksi, masalah gigi atau gusi, rasa nyeri dan masalah emosional. Saat anak mengalami penyakit, baik ringan maupun berat, nafsu makannya akan menurun. Selain itu menurunnya nafsu makan juga dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur. Hilangnya atau berkurangnnya nafsu makan yang berlangsung dalam waktu yang lama dapat menyebabkan penurunan berat badan, masa otot dan gangguan proses penyembuhan.
Apabila anak menunjukkan gejala-gejala seperti hanya makan dan minum sedikit selama beberapa hari, berat badan turun drastis dan/atau disertai dehidrasi, dan tampak kurus. Dan gejala tersebut disertai keluhan mual, muntah, dan/atau demam, anak mungkin mengalami iritasi atau infeksi pada saluran pencernaan, misalnya gastromenteritis. 
Tetapi apabila tidak disertai  keluhan mual, muntah, dan/atau demam, perlu diamati kembali apakah anak mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti aminofilin, antihistamin, eritromisin, fenilpropanolamin, dan fenitoin? jika iya, hilangnya nafsu makan mungkin diakibatkan oleh obat-obatan tersebut, apabila obat-obatan tersebut diresepkan oleh dokter, konsultasikan dengan dokter yang bersangkutan untuk ditangani lebih lanjut. Tetapi apabila obat-obatan itu tidak diresepkan oleh dokter, hentikan penggunaannya, mungkin dengan menghentikan penggunaan obat dapat memulihkan nafsu makan. 
Jika anak tida mengkonsumsi obat-obatan seperti disebutkan diatas,dan apakah disertai dengan 2 atau lebih gejala berikut:
  1. Demam.
  2. Nyeri tenggorokan.
  3. Sakit kepala.
  4. Pembengkakan dan atau nyeri pada leher, ketiak, atau selangkangan.
  5. Lemah dan/atau letih.
  6. Kulit dan seklera mata berwarna kuning (ikterus).
  7. Nyeri pada segmen kanan atas abdomen atau teraba perlunakan pada bagian hati.
Jika didapati 2 atau lebih gejala seperti disebutkan diatas anak mungkin menderita infeksi virus seperti hepatitis A, mononukleosis. Segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut dan berikan terapi yang sesuai. Dan apakah dari tjuh gejala diatas disertai dengan suhu tubuh yang sedikit meningkat, pilek, dan/atau batuk, jika iya, anak mungkin menderita infeksi virus, misalnya respiratory syncitial virus (RSV). Tetapi jika tidak, analisa kembali apakah disertai dengan gejala rewel dan kulit tampak pucat? Jika Iya, anak mungkin mengalami anemia defisiensi besi (lakukan pemeriksaan lebih lanjut dan berikan terapi yang sesuai). Jika Tidak disertai dengan gejala rewel dan kulit tampak pucat, apakah anak tersebut berusia sekitar 2 tahun? Jika Iya, hilangnya nafsu makan mungkin masih dianggap normal karena laju pertumbuhan pada usia tersebut cenderung lambat (Lihat anjuran untuk pasien dibawah). Akan tetapi jika anak tidak berusia 2 tahun, sebaiknya rujuk ke dokter spesialis anak. Gejala-gejala tersebut mungkin disebabkan karena panyakit lain. 

Anjuran untuk pasien!
  • Buatlah waktu makan menjadi saat yang menyenangkan . Sajikan makanan dalam berbagai bentuk menarik yang disukai anak.
  • Buatlah makanan yang disukai anak tetapi pastikan terlebih dahulu bahwa makanan tersebut mengandung gizi yang cukup dan seimbang.
  • Tambahkan aneka bumbu atau rempah-rempah kedalam makanan anak untuk memperkaya cita rasa.
  • Memberikan makanan dalam porsi kecil tetapi sering, mungkin lebih membantu meningkatkan nafsu makan dibandingkan dengan memaksa anak makan 3 kali sehari dalam porsi cukup besar.
  • Bila memungkinkan, ajak anak makan bersama anggota keluarga atau orang lain.
  • Tingkatkan aktifitas pada anak sehingga anak merasa lapar dan ingin makan lebih banyak.
  • Kenali penyebab hilangnya nafsu makan pada anak.
  • Jika penyebabnya adalah rasa mual, segera atasi rasa mual tersebut.
  • Suplemen vitamin dan nutrisi dapat diberikan atas pengawasan dan anjuran dokter atau ahli gizi.
  • Obat perangsang nafsu makan dapat diresepkan apabila anak tetap mengalami penurunan berat badan.
  • biasakan anak banyak minum air setiap hari untuk mencegah dehidrasi.
Tips.
  • Beritahu orang tua mengenai cara penggunaan obat secara tepat, termasuk nama obat, dosis, frekuensi penggunaan, efek obat dan lain-lain.
  • Bila setelah pengobatan tidak terjadi perubahan, segera bawa anak ke dokter spesialis anak. 
  • Lakukan diskusi denga dokter atau ahli gizi mengenai cara pencegahan dan penanganan gangguan nafsu makan pada anak.
Pilihan Terapi!
  1. Pilihan terapi yang pertama dapat dilakukan adalah dengan memberikan perangsang nafsu makan, selain meningkatkan nafsu makan, preparat ini mengandung vitamin dan mineral serta nutrisi lain yang dibutuhkan oleh anak. Akan tetapi penggunaan obat-obatan dan terapi lain hanya boleh dilakukan atas sepengetahuan dokter.
  2. Pilihan terapi yang kedua adalah dengan pemberian vitamin pediatrik dan mineral. Suplemen ini diformulasikan khusus untuk anak-anak dan mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang dibutuhkan anak. Produk yang termasuk dalam golongan ini hanya berfungsi sebagai pelengkap bukan sebagai pengganti makanan. Makanan yang terbuat dari bahan-bahan alami tetap merupakan sumber nutrisi terbaik.  Contoh vitamin yang dapat meningkatkan nafsu makan adalah vitamin B1 (Tiamin) dan vitamin B12 (Kobalamin). Vitamin B1 bermanfaat menstabilkan nafsu makan, membantu pencernaan karbohidrat, menunjang proses pertumbuhan, serta membangun tonus otot yang baik pada anak. Vitamin B12 membantu pembentukan dan regenerasi sel darah merah, mencegah anemia, serta menunjang proses perkembangan anak. 
  3. Pilihan terapi yang ketiga adalah dengan pemberian suplemen alami seperti jahe, daun basil, anggur, madu, nanas, wortel.
Produk Perangsang Nafsu Makan.
  1. Curcuma Plus.
  2. Curfos.
  3. Curvit.
  4. Curvit-CL Emulsion.
  5. Fortelysin.
  6. Kuminta.
  7. Lyxanvit.
  8. Vitacur.
  9. Xanda, dll.